This is default featured slide 1 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat

This is default featured slide 2 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat

This is default featured slide 3 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat

This is default featured slide 4 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat

This is default featured slide 5 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat

Kamis, 15 Maret 2012


PERBADAAN ANTARA KEKUASAAN DAN WEWENANG

A.    KEKUASAAN
Kekuasaan berarti kemampuan untuk mempengaruhi individu , kelompok , keputusan dan kejadian . jadi
Kekuasaan adalah kemampuan untuk menggunakan pengaruh pada orang lain, artinya kemampuan untuk mengubah sikap atau tingkah laku individu atau kelompok . kekuasaan juga berarti kemampuan untuk mempengaruhi individu, kelompok , keputusan ,atau kejadian . kekuasaan tidak sama dengan wewenang , wewenang tanpa kekuasaan atau kekuasaan tanpa wewenang akan menyebabkan konflik dalam organisasi .
·         SECARA UMUM ADA DUA BENTUK KEKUASAAN
1 . kekuasaan pribadi  adalah kekuasaan yang  di dapat dari para pengikut dan di dasar kan pada seberapa besar pengikut mengagumi , respek dan terikat pada pemimpin .
2. kekuasaan posisi adalah kekuasaan yang di dapat dari wewenang formal organisasi , besar nya kekuaan ini tergantung pada besarnya pendelegasian orang yang menduduki posisi tersebut .
Kekuasaan barkaitan erat dengan pengaruh ( influence ) yaitu tindakan atau contoh tingkah laku yang menyebabkan perubahan sikap atau tingkah laku orang lain atau kelompok .
Kekuasaan tidak begitu saja di peroleh individu , ada 6 sumber kekuasaan menurut john brench dan bertram raven  yaitu :
1.    Kekuasaan balas jasa ( reward power )
Kekuasaan yang di dasarkan pada kemampuan seseorang pemberi pengaruh untuk memberi penghargaan pada orang lain yang di pengaruhi untuk melaksanakan perintah . ( bonus sampai senioritas atau persahabatan )
2.    Kekuasaan paksaan ( coercive power )
Kekuasaan berdasarkan pada kemampuan orang untuk menghukum orang yang di pengaruhi kalau tidak memenuhi perintah atau persyaratan . ( teguran sampai hukuman )
3.    Kekuasaan sah ( legitimate power )
Kekuasaan formal yang diperoleh berdasarkan hukum atau aturan yang timbul dari pengakuan seseoang yang dipengaruhi bahwa pemberi pengaruh berhak menggunakan pengaruh sampai pada batas tertentu .
4.    Kekuasaan keahlian (expert power )
Kekuasaan yang di dasarkan pada persepsi atau keyakinan bahwa pemberi pengaruh mempunyai keahlian relevan atau pengetahuan khusus yang tidak di miliki oleh orang dipengaruhi . ( profesional atau tenaga ahli )
5.    Kekuasaan panutan ( referent power )
Kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok yang di dasarkan pada indentifikasi pemberi pengaruh yang menjadi contoh atau panutan bagi yang di pengaruhi . ( karisma , keberanian , simpatik, dan lain –lain )
6.    Kekuasaan pengendalian informasi ( control of information power )
Berasal dari pengetahuan yang tidak di miliki orang lain , ini dilakukan dengan pemberian atau penahanan informasi yang di butuhkan .
Max Weber dalam bukunya Wirtschaft und Gesselshaft menyatakan, kekuasaan adalah kemampuan untuk, dalam suatu hubungan sosial, melaksanakan kemauan sendiri meskipun mengalami perlawanan.Pernyataan ini menjadi rujukan banyak ahli, seperti yang dinyatakan Harold D. Laswell dan A. Kaplan,” Kekuasaan adalah suatu hubungan dimana seseorang atau kelompok dapat menentukan tindakan seseorang atau kelompok lain kearah tujuan pihak pertama.”

B . WEWENANG
Wewenang adalah hak untuk memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tujuan dapat tercapai .
Ada dua pandangan yang menjelaskan wewenang formal ( resmi )
1.    Pandangan klasik (classical view )
Wewenang datang dari tingkat paling atas , kemudian secara secara bertahap diturun kan ke tingkat yang lebih bawah.
2.    Pandangan penerimaan ( acceptance view )
Sudut pandang wewenang adalah penerima perintah , bukannya pemberi perintah . pandangan ini di mulai dengan pengamatan bahwa tidak semua perintah di patuhi oleh penerima perintah .  penerima perintah akan menentukan apakah akan menerima perintah atau tidak .

Menurut chester I bernard seseorang akan memenuhi perintah apabila di penuhi empat kondisi berikut :
1.    Dia dapat memahami komunikasi .
2.    Dia percaya bahwa perintah tersebut tidak bertentangan dengan tujuan organisasi .
3.    Perintah tersebut tidak bertentangan dengan kepentingan secara keseluruhan , dan
4.    Secara fisik dan mental mampu menjalankan perintah tersebut .
Kewenangan (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. Kewenangan biasanya dihubungkan dengan kekuasaan. Penggunaan kewenangan secara bijaksana merupakan faktor kritis bagi efektevitas organisasi.
Kewenangan digunakan untuk mencapai tujuan pihak yang berwenang. Karena itu, kewenangan biasanya dikaitkan dengan kekuasaan. Robert Bierstedt menyatakan dalam bukunya an analysis of social power , bahwa kewenangan merupakan kekuasaan yang dilembagakan. Seseorang yang memiliki kewenangan berhak membuat peraturan dan mengharapkan kepatuhan terhadap peraturannya.
Power (kekuasaan) dan authority (wewenang) saling terkait; power informal authority, authority = legimate power.
Power tidak membutuhkan legitimasi sedangkan authority membutuhkan legitimasi dan membutuhkan power. Authority merupakan hak untuk memanipulasi atau merubah orang lain.
Wewenang Lini , Staff dan Fungsional:
1.    Wewenang Lini
Dimiliki oleh manajer Lini yang mengambil keputusan untuk mencapai tujuan organisasi secara langsung . dalam bagan organisasi wewenang Lini di gambar kan oleh garis yang menghubungkan manajemen puncak sampai ke manajemen tingkat bawah .
2.    Wewenang staff
Dilakukan oleh orang atau kelompok orang yang memberikan jasa atau nasehat kepada manajer Lini . staff ahli biasanya merupakan istilah yang menggambarkan posisi tersebut . staff ahli memberikan nasehat  berdasarkan keahlian , pengalamana , atau riset dan analisis yang di perlukan , termasuk bantuan pelaksanaan kebijakan , monitor , dan pengendalian .
3.    Wewenang fungsional
Kadang organisasi mempunyai manajer atau departemen yang mempunyai wewenang fungsional . fungsi keuangan dan akuntansi sering diberikan wewenang fungsional .
Delegasi wewenang
Delegasi dapat di arti kan sebagai pelimpahan wewenang dan tanggung jawab formal dari atasan kepada orang lain untuk melaksanakan tugas tetentu . delegsi wewenang adalah proses pengalihan wewenang dari atasan kepada orang yang di tunjuk .
Keuntungan dan halangan delegasi wewenang
Delegasi wewenang memungkinkan manajer menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dari pada kalau semuanya dikerjakan sendiri . kadang bawahan mempunyai keahlian yang lebihdibandingkan dengan manajer untuk hal-hal tertentu . beberapa manajer kadang enggan mendelegasikan wewenang karena tidak yakin akan kemampuan bawahan merasa mampu mengerjakan sendiri tidak efisien untuk mengajari bawahannya melakukan tugas takut wewenang nya akan berkurang , atau takut kalau bawahan nya dapat melakukan tugas lebih baik dibandingkan dirinya . karyawan kadang enggan menerima delegasi wewenang karena beberapa alasan : takut gagal merasa tidak ada penghargaan untuk kerja yang akan dilakukan nya , atau tidak mau menanggung resiko semua resiko di serahkan atau di tanggung oleh manajer.
Delegasi wewenang yang efektif
1.    Memutuskan pekerjaan mana yang akan di delegasikan , karena tidak semua pekerjaan dapat di delegasikan .
2.    Menutuskan siapa yang akan memperoleh penugasan , dengan beberapa pertimbangan waktu yang dipunyai karyawan , kemampuan yang dimiliki karyawan , dan kesempatan yang akan di manfaatkan oleh karyawan .
3.    Mendelegasikan tugas , disertai dengan informasi dan pemberian wewenang yang cukup , dan bentuk hasil yang diharapkan .
4.    Mentapkan feedback untuk memonitori kemajuan yang di capai oleh bawahan .

Sumber :
Wewenang , Delegasi  dan Desentralisasi created by Ratri Purwaningtyas
waktu : Rabu 14 maret 2012 pukul 20.47

0 komentar:

Posting Komentar