Ini dianggap sebagai salah satu bentuk penyiksaan binatang yang paling parah. Kura-kura kecil dari Brasil atau anak salamander disekap dalam kantong plastik kedap udara sebagai gantungan kunci. Setiap kantong panjangnya sekitar 7 cm dan diisi dengan air berwarna. Perlahan, aksi protes juga mulai terdengar dari Cina.
Satu gantungan kunci harganya kira-kira 18.000 rupiah. Benda ini dijual sebagai "simbol pembawa keberuntungan" di pasar-pasar malam.
Zhang Dan dari jaringan perlindungan hewan di Cina tidak mengerti mengapa barang jualan tersebut bisa dijajakan. "Ini kejam dan brutal. Mereka menunjukkan sikap tidak peduli terhadap sesama makhluk hidup. Bagaimana caranya gantungan kunci semacam itu dijual untuk membawa keberuntungan?"
Menurut para pedagang, hewan bisa bertahan hidup berbulan-bulan di dalam plastik. Namun, para pemerhati hewan membantahnya. Hewan tersebut tidak akan lama hidupnya. Entah karena kekurangan udara, atau tergencet barang lain saat dibawa di dalam tas. Zhang Dan menjelaskan: "Kebanyakan pembelinya adalah anak muda yang merasa benda itu lucu atau keren dan bisa mereka pamerkan. Mereka tidak berpikir panjang. Kalau hewan tersebut rusak, mereka langsung membuangnya."
Zhang Dan menambahkan, gantungan kunci ini sudah dijual sejak beberapa tahun. Namun, tidak berhasil menjadi tren. Sulit untuk menemukannya di pasar-pasar besar di Beijing.
Petisi Online
Di pasar malam yang waktu penyelenggaraannya tidak menentu, gantungan kunci hewan hidup dijual bebas. Para pemerhati hewan tidak berdaya. "Hingga kini Cina tidak memiliki peraturan perlindungan hewan. Padahal lebih dari 100 negara sudah mempunyainya. Termasuk negara yang lebih miskin dan tidak semaju Cina."
Kini para aktivis berharap akan kesadaran warga sendiri dan tekanan internasional. Di internet, pada situs petisi online Avaaz, hampir 700.000 orang menandatangani protes atas penjualan gantungan kunci hewan hidup.
0 komentar:
Posting Komentar